Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis(litiasis renalis, nefrolitiasis).
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
Walaupun ada batu ginjal belum tentu ada gejala apapun, meskipun batu tersebut sudah besar. Batu ginjal yang tidak menyebabkan gangguan berkemih ataupun tanpa infeksi, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Sedangkan adanya gangguan berkemih belum tentu ada batu ginjalnya, karena bisa saja disebabkan pembesaran prostat pada usia di atas 50 tahun atau adanya penyempitan saluran kemih, karena infeksi kronis yang tidak disebabkan adanya batu ginjal pada usia berapapun. Batu ginjal yang besar (bisa sampai 10 centimeter), jika memiliki saluran-saluran kecil ataupun pori-pori yang cukup untuk mengalirkan air seni tidak akan menyebabkan gangguan berkemih. Sebaiknya, jika sudah berusia 40 tahun dilakukan pemeriksaan USG lower abdomen setiap 5 tahun sekali, sedangkan bila sudah berusia 50 tahun seharusnya dilakukan pemeriksaan ini untuk mendeteksi sekaligus adanya pembesaran prostat, jadi jangan tunggu sampai ada gangguan berkemih dulu.
0 komentar:
Posting Komentar